Beranjak dari takzjiah bareng,
muyen bareng, menengok anak teman sekelas sakit bareng, maka lahirlah pemikiran
untuk membentuk sebuah forum silaturahmi antar alumni SMEA N Wonosobo Angkatan
Tahun 1989. Berpikir dari kegiatan-kegitan sosial masyarakat yang beberapa
contohnya seperti tersebut diatas, tidaklah salah apabila forum tersebut
dinamai Sahabat ‘89. Yang diharapkan bisa sebagai media silaturahmi,
berinteraksi kembali dan beramal antar sesama alumni ‘89.
Bukan tidak mungkin bahwa
segala kebersamaan tanpa terkendala, disaat keinginan untuk bareng terbentur oleh
waktu, dana dan kesempatan yang ada pada setiap individu. Dan tidak mungkin
pula bahwa acara-acara sosial tersebut diatas menjadi terlupakan setelah perjalanan
waktu. Sebagai contohnya, disaat bareng takzjiah kesalah satu teman yang sedang
berbelasungkawa, ada salah satu atau beberapa teman yang tidak bisa saat itu
diajak bareng, mereka berpamitan akan datang sendiri besoknya. Tapi setelah
beberapa hari tidak juga nongol, karena terbentur oleh waktu, dana dan
kesempatan sehingga menjadi terlewatkan dan bahkan ada yang terlupa.
Forum Sahabat ‘89 lahir salah
satunya untuk meminimalisir
kendala-kendala/ keadaan tersebut, setidaknya sebagai wakil dari teman-teman
yang tidak mempunyai waktu, dana dan kesempatan
yang mendadak.
Sahabat ‘89 bergerak dalam bidang
sosial, tanpa membedakan rumpun kelas (lintas
sektoral) sebagai media silaturahmi dan tolong menolong antar alumni SMEA N
Wonosobo Angkatan tahun 1989 terutama pada yang sedang terkena musibah, baik
alumni itu sendiri maupun keluarganya (orang tua, suami/ istri, anak-anak)
alumni SMEA N Wonosobo Angkatan tahun 1989, sebagai pemikiran awal, tidak
menutup kemungkinan sampai pada pemberian beasiswa bagi anak-anak sekolah
alumni ‘89 yang kurang mampu dan pemberian sumbangan untuk anak-anak yatim
piatu alumni ‘89, dll.
Sahabat ‘89 bukanlah bank,
arisan, koperasi simpan pinjam. Namun sebuah forum untuk beramal antar sahabat
kepada yang sedang tertimpa musibah diluar batas kemampuan manusia. Jadi
sangatlah tidak bijaksana apabila tunggakkan cicilan rumah, sepeda motor,
mobil, penambahan modal usaha, dll. Yang merupakan human interest dan kesalahan prediksi ekonomi individu diharapkan
dari sumbangan/ pinjaman Sahabat ’89 yang terkumpul. Apalagi keinginan untuk
berpunya tanpa melihat kemampuan. Pribahasa bilang, “besar pasak dari pada tiang”.
Demikian sekilas awal pemikiran
yang melatar belakangi lahirnya Sahabat ‘89, semoga bermanfaat dan akan tetap
amanah. Amien...
Team formatur Sahabat'89
Ngampel, September 2009
Tidak ada komentar :
Posting Komentar