Suatu saat saya berkunjung ke rumah seorang teman. Teman
saya ini, sedang dalam cobaan.
Salah satu keluarganya, tepatnya kepala keluarga dalam keluarga
teman saya itu sedang sakit. Coba bayangkan, seminggu dua kali harus melakukan
cek up cuci darah, padahal setiap sekali cek up memerlukan biaya sekitar Rp. 700.000,-, seminggu 2 kali, jadi
dibutuhkan biaya Rp. 1.400.000,- setiap minggu, bahkan kadang lebih. Padahal
telah hampir 2 tahun cobaan tersebut mendera. Berapa biaya yang telah
dikeluarkan? Sungguh kesehatan memang mahal harganya.
Saya jadi terenyuh, hingga setiap bertemupun menjadi sulit
berucap dengan kata-kata. Cobaan dalam kehidupan manusia memang berbeda-beda.
Ada yang diberi cobaan dalam hal musibah, ada pula yang diberi cobaan dalam hal
nikmat. Namun semua berujung pada satu pemahaman untuk lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Baik itu yang diberi nikmat atau musibah. Tidak ada sesuatu
didunia ini yang abadi, yang diberi nikmatpun belum tentu akan selamanya. Jadi
sangatlah arogan bila kita yang sedang diberi rejeki lebih menganggap bahwa
hasil yang kita dapat bukan dari pertolongan Allah SWT, tapi dari hasil karena
kita bekerja dengan keras semata dan menghilangkan sikap pengerten pada sesama,
apalagi pada yang lagi dalam cobaan. Sikap pengerten akan melahirkan dua sikap
yang sangat penting kita miliki, yakni empati dan sekaligus simpati.
Empati merupakan kemampuan untuk memahami perasaan dan
pikiran orang lain. Sedangkan sikap simpati, adalah wujud rasa belas kasih yang
menunjukan kepedulian pada keberadaan seseorang. Dua sikap yang ada pada diri
manusia diatas merupakan hasil dari interaksi antar manusia. Menjadi
tidak relevan apabila kita berinteraksi seakan tidak bisa memahami perasaan
orang lain. Tanpa memahami perasaan sahabat, tidak akan muncul rasa belas kasih
yang menunjukan kepedulian. Sehingga bagaikan orang yang terkena mati
rasa.
Ditimur matahari mulai bercahya, kudengar sayup-sayup
pengajian di TPI, Uztad Danu mengatakan, orang yang sakit mag kronis bila tidak
segera ditangani, lama-lama akan terserang ginjalnya, bila ginjal telah gagal
bekerja dengan baik. Maka pasien tersebut akan dianjurkan oleh dokter untuk
selalu cuci darah 2 kali dalam seminggu guna kesembuhannya. Beliau menerangkan
lebih lanjut tentang salah satu sebab yaitu adanya masalah dalam keluarga, maka
dianjurkan masing-masing untuk saling menghargai pendapat orang lain/ pasangan.
Sholat tahajud dan taubat kepada Allah SWT di malam hari, selalu menyayangi
antar sesama keluarga. Merupakan solusi yang disarankan beliau. Dan mari kita
berdo’a agar keluarga teman kita itu segera cepat sembuh. Amin...*******
Tidak ada komentar :
Posting Komentar